Rabu, 25 Mei 2016

ASBAB AL-NUZUL



MAKALAH
ASBAB AL-NUZUL
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Qur’an/Hadits
Dosen Pengampu : Dr. Tamtowi, M.Ag

Disusunoleh :
Agus Zainul Mustofa   (15380097)


PRODI MUAMALAT
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UIN SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015/2016





KATA PENGANTAR
Alhadulillah, penulis panjatkan kepada Allah SWT dengan taufik, hidayah dan inayahnya penyusun makalak asbab al-nuzul ini terselesaikan. Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan pada Nabi Muhammad Saw sebagai pengemban risalah berupa al-Qur’an, para sahabatnya, dan pengikutny hingga akhir zaman yang senantisa berupaya untuk memahami dan mengamalkn ajaran al-Qur’an.
Al-Qur’an merupaka kitab suci umat islam yag berfungsi sebagai petunjuk umat manusia dalam mengarahkan kehidupannya. Secara garis besar al-Qur’an mengandung ajaran tentang akidah, syari’ah dan akhlaq. Untuk dapat memahami dan menafsirkan al-Qur’an tidak cukup dengan hanya berbekal pengetahuan bahasa arab, melainkan dibutuhkan berbagai macam ilmu untuk mengungkap makna yang terkandung di dalamnya, yang diantaranya adalah dengan













DAFTAR ISI

Kata Pengantar
BAB I PENDAHULUAN
A.     Latarbelakang
B.     RumusanMasalah
C.     Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A.     PengertianAzbab Al-Nuzul
B.     Macam-macamAzbab Al-Nuzul
C.     Cara mengetahuiAsbab Al-Nuzuldankaidah-kaidahnya
D.     PandanganUlama’ tentangdalalahAsbab Al-Nuzul
E.      UrgensidankegunaanAsbab Al-Nuzul
BAB III PENUTUP
A.     Kesimpulan
B.     Saran

BAB I
PENDAHULUAN

A.     LatarBelakang
AsbabunNuzul terkadangmenjelaskan banyakayat yang turun,sedangsebabnyahanyasatudalamhalinitidakadapermasalahan yang cukuppenting, karenaitubanyakayat yang turundidalamberbagai surah berkenaandengansatuperistiwa. Asbabunnuzuladakalanyaberupakisahtentangperistiwa yang terjadi, atauberupapertanyaan yang disampaikankepadarasulullah SAW untukmengetahuihukum suatumasalah, sehingga Qur'an pun turunsesudahterjadiperistiwaataupertanyaantersebut.Asbabunnuzulmempunyaipengaruhdalammemahamimaknadanmenafsirkanayat-ayat Al-Quran.Al-Qur'an diturunkanuntukmemahamipetunjukkepadamanusiakearahtujuan yang terangdanjalan yang lurusdenganmenegakkanasaskehidupan yang didasarkanpadakeimanakepadaallah SWT danrisalah-Nya, sebagianbesarqur'anpadamulanyaditurunkanuntuktujuanmenyaksikanbanyakperistiwasejarah, bahkankadangterjadidiantaramerekakhusus yang memerlukanpenjelasanhukumallah SWT.
Mengetahui latar belakang turunnya ayat-ayat al-Quran akan menimbulkan perspektif dan menambah khazanah perbendaharaan pengetahuana baru. Dengan mnegetahui hal tersebut kita akan lebih memahami arti dan makna ayat-ayat itu dan akan menghilangkan keragu-raguan dalam menafsirkannya.
Pengetahuan tentang latar belakanag turunnya ayat (asbabun nuzul) dianggap sangat penting oleh para ulama, sehingga banyak diantara mereka yang mengadakan pengumpulan bahan dan mengadakan penelitian. Mereka itu antara lain Imam Wahdi, Ibnu Daqiq al-Ied, Ibnu Taimiyah.
Imam Wahidi berpendapat, untuk mnegetahui tafsir suatu ayat al-Quran tidak mungkin bisa tanpa mengetahui latar belakang peristiwa dan kejadian diturunkannya. Ibnu Daqiq al-Ied berpendapat, bahwa keteragan tentang peistiwa turnnya ayat merupakan jalan yang kuat dalam memahami arti dan makna  al-Quran. Sedangkan menurut pendapat Ibnu Taimiyah, mengetahui latar belakang turunnya satu ayat, sangat menolong kita dalam memahami makna ayat itu sendiri, sebab dengan mengetahui peristiwa turunnya itu memberikan dasar untuk mengetahui penyebabnya.
Beberapa orang dari kalangan salaf tidak jarang mengalami kesulitan dalam memahami makna-makna ayat al-quran. Namun mereka mengetahui sebab turunnya ayat tersebut maka sirnalah kesulitan yang menghalangi pemahaman mereka

B.     RumusanMasalah
1.      ApapengertianAsbab Al-Nuzul ?
2.      Apasajamacam-macamAsbab Al-Nuzul ?
3.      Cara apa yang digunakanuntukmengetahuiAsbab Al-Nuzuldankaidah-kaidahnya ?
4.      BagaimanapandanganUlama’ tentangdalalahAsbab Al-Nuzul ?
5.      ApaurgensidankegunaanAsbab Al-Nuzul ?
C.     Tujuan
1.      MengetahuipengertianAsbab Al-Nuzul
2.      Mengetahuimacam-macamAsbab Al-Nuzul
3.      MengetahuicarauntukmengetahuiAsbab Al-Nuzuldankaidah-kaidahnya
4.      Mengetahuibagaimanapandanganulama’ tentangdalalahAsbab Al-Nuzul
5.      MengetahuiurgensidankegunaanAsbab Al-Nuzul

BAB II
PEMBAHASAN

A.     PengertianAsbab Al-Nuzul
Asbabmerupakanbentukjamakdari kata sabah yang berartisebab, alas an, latarbelakang, dan motif. Jadi, Asbab Al-Nuzuladalahsebab, alasa, latarbelakangdan motif turunnya Al-Qur’an.
Menurut As-Suyuti, Asbab Al-Nuzuladalahperistiwa yang terjadisebelumturunayat, sedangkanperistiwa yang terjadisesudahnyatidakdisebutsebab.[1]Shubhi Ash-ShalihmengatakanbahwaAsbab Al-Nuzuladalahsuatu yang menjadisebabturunnyaayat, atausebagaisuatujawabanatassuatupertanyaan, atausebagaipenjelasan yang diturunkanpadawaktuterjadinyaperistiwa.[2]
Dengandemikian, dapatdikatakanbahwailmuAsbab Al-Nuzulmembucarakanadanyahubunganantarateksdannrealitas, karena al-Qur’an tidakturundalam horizon yang hampa.
B.     Macam-macamAsbab Al-Nuzul
Macam-macamasbab al-nuzuldapatdilihatdaribeberapasegibentuknyadansegijumlahsebabnya.
1.      Bentukasbab al-nuzul
Asbab al-nuzuldarisegibentuknyaadabeberapamacam :
a.       Jawabanatassuatupertanyaan,[3]
DiantaracontohnyaadalahsebagaimanadiriwayatkanJabir :
“Rasulullahdatangbersama Abu Bakar untukmenjengukku(yang sedangsakit) … Rasulullahsaatitumenemukankudalamkeadaanpingsansehinggabeliaumintadisediakan air untukberwudlu. Kemudianbeliaumemercikkansebagian air kepadaku, laluakusadardanberkata : “YaRasulullah, apakah yang Allah perintahkanbagikuberkenaandenganhartamilikku ?
Makaturunlahayat: 11 surat an-Nisa’.
b.      Penjelasanhukum yang dikandungayat
Diantarcontohnyaadalah orang yang shalatdengantidakmenghadapkiblatkarenaiatidaktahuarahketikahendakmelaksanakanshalatpadawaktumalam yang gelapgulita, tanpaadapenerangan, diterima/sahshalatnya.[4]Hal inisebagaimanadipahamidalamsurat al-Baqarah: 115.


Dan kepunyaan Allah-lahtimurdanbarat, makakemana pun kamumenghadapdisitulahwajah Allah SWT.Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagiMahaMengetahui.
Jadi, ayattersebuttidakdapatdipahamihanyadariteksnya, tetapiharusdipahamidarisebabturunnyasehinggaayattersebuttidakmenunjukkanbahwa orang shalatbolehmenghadapmanapun, karenasemuaarahadalahmilik Allah SWT.
c.       Contohkasus yang diceritakanayattersebut
DiantaracontohnayaadalahkalanganYahudimrnyatakanbahwajikaseorang men-jima’ perempuannyadariarahbelakang, makaanaknyaakanjuling. Kemudianturunlahayatdibawahinisebagairesponsterhadappernyataan orang Yahuditersebut.[5]

Istri-istrimuadalah (seperti) tanahtempatkamubercocoktanam, makadatangilahtanahtempatbercocoktanammuitubagaimanasajakamukehendaki. Can kerjakanlah (amal yang baik) untukdirimu, danbertakwalahkepada Allah danketahuilahbahwakamukelakakanmenemui-Nya. Dan berilahkabargembira orang-orang yang beriman.[6]
2.      Jumlahasbab al-nuzul
Dilihatdarisegijumlahsebabdanayat yang turun, asbab al-nuzuladaduamacam :
a.       Ta’addud al-asbabwa an-nazilwahid
Ta’addud al-asbabwa an-nazilwahid (sebabturunayatlebihdarisatu, sedangkanpersoalan yang terkandungdalamayatatausekelompokayathanyasatu). Jikaterdapatduariwayatataulebihtentangsebabturunsuatuatausekelompokayat, makamasing-masingriwayatituharusditelitidandianalisis.Dalamhaliniadabeberapakemungkinan: 1pi salahsatunyamempunyaimurajjih (penguat) 3) sama-samashahihdanmempunyaimurajjih, tetapidapatdikompromikan, dan 4) sama-samashahih, tidakmempunyaimurajjihdantidakdapatdikompromikan. Dalamkeadaandemikian, ayatdipandangturunberulang-ulang.
Diantaracontohnyaadalahriwayatberikut :
Ketika Abu Thalibmenjelangkematian, Nabimenemuinyasedangkandisisinyaada Abu Jahldan ‘Abd Allah bin Umayyah.LaluNabi Saw bersabda, “WahaiPaman”, katakanlahkalimatLailahaillaallah, dengankalimattersebutakukaanmembantumudihadapan Allah SWT.Lalu Abu Jahldan ‘Abd bin Umayyahberkata “Wahai Abu Thalib, apakahkamumembenci agama ‘Abd al Mutallib ?merekaberduaterus-terusberkatahaldemikiankepada Abu Thalib, sehinggaiamengatakantetap (mengikuti) agama ‘AbdAlmutallib”. LaluNabibersabda “Bahwaakuakanselalumemohonkanampunbuatmuselamaakutidakdilaranguntukitu”. Kemudianturunlahayat[7]

b.      Ta’addud an-nazilwa al- asbabwahid
Ta’addudan-nazilwa al- asbabwahid (persoalan yang terkandung dalam ayat atau kelompok ayat lebih dari satu, tetapi sebab turunnya hanya satu). Riwayat ynag sering dijadikan contoh adalah mengenai Ummu Salamah yang menanyakan kepada Rasulullah: “wahai Rasulullah, saya belum pernah mendengar Allah menyebutkan kaum perempuan dalam berhijrah sedikitpun. Kemudian turunlah ayat 195 surat Ali Imran :


Maka Tuham mereka memperkenalkan permohonannya (dengan berfirman), “ Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal diantara kamu, baik laki-laki ataupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperng dan yang dibunuh, pastilah akan Ku hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya sebagai phal disisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya phala yang baik. 
Selain itu, al-Hakim meriwayatkan peristiwa Ummu Salamah diatas degan versi lain, ahwa ia berkata: “Wahai Rasulullah, engkau menyebut laki-laki dan belum pernah menyebut perempuan, maka Allah menurunkan surat an-Nisa’: 32:

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (kerena) bagi orang laki-laki ada bagian daripada apa yang mereka usahakan, dan badi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Mengenai hal yang kedua yakni persoalan yang terkandung dalam ayat atau kelompok ayat lebih dari satu tetapi sebab turunnya hanya satu dianggap tidak ada persoalan oleh kalangan ulama pada umumnya. Bahkan hal tersebut dianggap lebih meyakinkan sehingga lebih efektif untuk dapat diterima. Walaupun demikian, Nasr Hamid Abu Zaid mengomentarinya bah[9]wa hal yag demikian itu dapat memisahkan antara teks dan maknanya. Oleh karena itu, peru diteliti ayat yang manakah yang diturunkan lebih awal dari ayat-ayat teersebut sehingga dapat ditentukan itulah jawabannya.
C.     Cara mengetahuiasbab al-nuzuldankaidah-kaidahnya
1.      Cara mengetahuiasbab al-nuzul
Jika asbab al-nuziul dipahami dalam pengertian mikro yakni sebab-sebab khusus yang melatarbelakangi turunnya ayat atau ayat-ayat al-Quran, maka hanya sedikit ayat al-Quran yang mempunyai asbab al-nuzul. Dengan kata lain tidak seluruh ayat al-Quran mempunyai asbab al-nuzul. Adapun cara untuk mengetahuinya melalui riwayat dan penjelasan yang disandarkan kepada orang yang turut menyaksikan turunnya ayat, baik dari Nabi sendiri maupun dari sahabat. Riwayat yang ada dapat diterima jika tela memenuhi syarat-syarat khusus sebagaimana yang telah ditetapkan oleh para ahli hadist. Kemudian, untuk mengetahui asbab al-nuzul dalam pengertian makro yakni latar historis yang melingkupi turunnya wahyu al-Quran, selain dengan riwayat dapat juga diketahui melalui penelusuran sejarah.
2.      Redaksi yang digunakandalamasbab al-nuzul
a.       Berupaungkapan yang shahih(jelas) tentangsebabturunnyaayat.
b.      Berupaisyarahmuhtamilah (kemungkinanadanyasebab).
c.       Asbab al-nuzuldapatdipahamidarikonteksriwayat.
d.      Asbab al-nuzuldapatdiketahuidarikonteks internal daneksternalayat.
3.      Kaidah-kaidahasbab al-nuzul
Adapun ketentuan-ketentuan kaidah dalam asbab a-nuzul menurut para ulama adalah sebagai berikut :
a.       Riwayat yang shahih (pasti dan tegas)
b.      Apabila redaksinya tidak tegas menyatakan asbab al-nuzul, berarti bukan asbab al-nuzul tetapi sekedar tafsiran ulama, kecuali apabila qarinah yang menunjukkan bahwa itu adalah asbab al-nuzul.
c.       Jika terdapat dua sumber, tegas dan tidak tegas, maka yang digunakan adalah riwayat yang tegas.
d.      Bila sama-sama tegas maka yang dipakai adalah yang terkuat.
e.       Jika riwayatnya sama-sama shaih maka harus dilakukan tarjih.
f.       Apabila tarjih tidak mungkin karena sanadnya sama-sama kuat maka diupayakan untuk dikompromikan.
g.       Bila tidak dapat dikompromikan maka ayat tersebut berarti turun dengan adanya lebih dari satu asbab al-nuzul.[10]

D.     Pandanganulama’ tentangdalalahasbab al-nuzul
Para ulama’ berbedapendapatmengenaidalalahasbab al-nuzul :
1.      Kaidah
2.      Kaidah
3.      Kaidah
E.      Urgensidankegunaanasbab al-nuzul
Al-Wahidi, ulama’ ahlinahwudantafsir, sebagaimanaditisirolehShubhiShalihmengatakanbahwa: “Tidakmungkin orang mengetahuitafsirayat al-Qur’an tanpamemahamikisahnyadanketeranganmengenaiturunnya.” Demikian pula IbnuTaimiyah, yang mengatakanbahwa: “mengetahuiasbab al-nuzulmembantukitadalammemahamimaknaayatkarenasudahterangdiketahuibehwamengetahuisebabmenghasilkanilmutentangmuhasabbah.
Adapunkegunaanmengenaiasbab al-nuzuladalahsebagaiberikut:
1.      Mengetauihikmah yang terdapat dalam penetapan suatau hukum syara’.
2.      Membantumemahamimaknayang dimaksud oleh suatu ayat.
3.      Menghindaridugaanadanyapemabatasan hashr pda kalimat-kalimat yang secara zhahir menunjukkan pembatasan.
4.      Untuk men-tashhihhukumdengan sasbab al-nuzul.
5.      Untukmengetahuibahwa asbab al-nuzul tidak keluar dari jangkauan hukum yang dibawa oleh ayat jika terdapat dalil yang men-takhshish-kannya.
6.      Untukmengetahuikepadasiapasebenarnya ayat itu diturunkan sehingga orang tidk mereka-reka kepada siapa ayat itu ditujukan.
7.      Untukmemudahkanmenghafal seta memahami suatu ayat dan agar wahyu tersebut dapat terkesan dalam hati.
8.      Untukmenjelaskanbahwa al-Quran diturunkan oleh Allah.
9.      MenunjukkanperintahallahkepadaNabi-Nya.
10.  Menunjukkanperhatian Allah terhadapkesulitanhamba-Nya sehinggadiberikemudahan, sepertiperintahuntukmelakukan tayammum.



[1] ‘Abd al-Rahman Jalal al-Din as-Suyuti, al-Itqanfi ‘Ulum al-Qur’an,
Cairo: Matba’ahMusthafa al-Babi al-Halabi,
[2]ShubhiShalih, Mubahis fi ‘Ulum al-Qur’an, Beirut: Dar al-Ilm li al-Malayin, 1988, 132.
[3]Pertanyaanitu bias mengenaihal-hal yang berkaitandengan masa lampausepertipenyataanQuraisytentangasabab al-kahfidanDzu al-qarnain
[4] Baca dalam ibn Kasir, Tafi al-Qur’an al-‘Azhim, I, 392
[5] (baca juga dalam Abu Ja’far at-Tabari, Tafsir at-Tabari, t.tp.:Mu’assasahar-Risalah, 1420H/2000M.,IV, 403.
[6] QS. Al-Baqarah/2: 223
[7] Baca dalam Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, hadist no. 4675.dan muslim, shahihmuslim, hadist no. 24.
[8]QS. At-Taubah: 113.
[9]Abu Zaid, tekstualitas al-Quran : kritik terhadap ulumul-quran, 138-139
[10]Menegnai kritik terhadap hal ini dapat dibaca pada bagian macam-macam asbab al-nuzul sub kedua, jumlah asbab al-nuzul